Adalah Mifta Rizkiani
dan keempat rekan satu timnya yaitu Zaini Miftah, Micki Kurniawan,
Fitrianisa Fathurohmah dan Eli Muli Lestari yang melakukan penelitian
manfaat temu kunci sebagai penangkal flu burung.
Zaini Miftah
mengatakan temu kunci memang lebih dikenal sebagai bumbu masakan namun
sebenarnya juga memiliki khasiat lain sebagai peningkat daya imun bagi
hewan ternak agar terhindar penyakit.
“Setelah dilakukan
penelitian, ternyata tanaman temu kunci ini berkhasiat untuk mencegah
hewan ternak terkena berbagai penyakit yang salah satunya adalah
penyakit yang mematikan yakni Flu Burung,” katanya di Kampus Terpadu
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa 10 Juli 2012.
Penelitian yang berjudul ‘Uji Aktivitas Imunostimulator Temu Kunci (Boesenbergia Pandurata (Roxb)) pada Coturnix coturnix yang Terinduksi Vaksin AI (Avian Influenza) Subtipe H5N1 melalui Pengukuran Titer
Antibodi’ ini telah memberikan terobosan baru tentang pencegahan penyakit Flu Burung pada hewan ternak secara dini.
Flu
burung merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza
tipe A dan ditularkan oleh unggas. Di Indonesia sendiri pada Januari
2004 terdapat kasus kematian ayam ternak yang luar biasa terutama di
Bali, Jawa, dan Kalimantan Barat.
Miftah menceritakan awal mula
mereka melakukan penelitian tersebut ketika mereka melihat para peternak
di daerah Kaliurang yang mencampurkan temu kunci pada pakan ternak
mereka. “Kemudian kami melakukan penelitian ini untuk membuktikan
kebenarannya secara ilmiah,” ungkapnya.
Mereka melakukan penelitian dengan mengukur titer antibodi Immunoglobulin Yolk (IgY)
yang ada pada temu kunci. Pengembangan imunoterapi IgY yang ada pada
temu kunci dengan memanfaatkan sistem imun unggas. Kelebihan sistem IgY
ini selain memberikan kekebalan pada induk unggas juga dapat memberikan
kekebalan pasif pada keturunannya melalui telur. Embrio bangsa burung
yang baru menetas mendapatkan imunitas pasif melalui transfer IgY induk
dari serum ke kuning telur. Metode yang mereka lakukan selanjutnya
dengan membuat jus dari rimpang temu kunci.
“Kami menggunakan
rimpang temu kunci seberat 100 gram kemudian ditambah 10 ml air lalu
diblender. Selanjutnya jika sudah selesai diblender lalu diambil airnya
dengan diperas. Tahapan ini mampu menghasilkan sekitar 50 ml berwarna
coklat pekat,” paparnya.
Melalui metode jus rimpang tersebut
diharapkan masyarakat bisa mempraktikannya sendiri. Kemudian bisa
mencampurkannya pada makanan untuk ternak mereka. “Kita berharap dengan
penelitian ini dapat bermanfaat banyak bagi masyarakat khususnya
peternak unggas yang sangat dirugikan akibat serangan flu burung,”
pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar