Daging sapi
dari ternak yang diglonggong memiliki karakter yang berbeda dengan
daging ternak pada umumnya. Sapi yang digongglong, dilakukan dengan
memasukkan air sebanyak-banyaknya ke tubuhnya (lewat mulut) sampai
lemas, sebelum hewan tersebut disembelih. Tindakan sadis ini dilakukan
dengan tujuan menambah berat daging.
Masyarakat awam sulit membedakan daging sapi glonggongan atau bukan.
Cara termudah untuk mendeteksi daging glonggongan ini adalah jika
pedagang tidak mau menggantungkan daging yang dijualnya. Sebab kalau
digantung, kandungan air di dalam daging akan menetes. Selain itu,
daging glonggongan berwarna lebih pucat daripada daging sapi normal.
Daging yang baik memiliki penampakan mengkilap, dan berwarna cerah
(tidak pucat), karena adanya oksimioglobin. Oksimioglobin dapat
mengalami perubahan menjadi berwarna gelap. Warna gelap menandakan
daging sudah tidak segar lagi, atau mengalami kemunduran mutu, termasuk
akibat kadar air terlalu tinggi. Daging yang kaku dan berwarna gelap
juga menunjukkan penyembelihan dilakukan dalam kondisi tidak tepat.
Misalnya hewan dalam keadaan stres atau kehabisan tenaga.
Daging sapi yang berwarna coklat menandakan sudah terkena udara
terlalu lama. Warna biru, ungu atau merah tua pada daging berarti hewan
telah mati sebelum dipotong. Daging yang baik juga tidak berbau asam,
busuk, dan tidak anyir. Flavour dan aroma daging adalah sensasi yang
kompleks (saling terkait). Bau asam atau busuk menandakan daging telah
mengalami proses mikrobiologis atau terjadi pertumbuhan mikroorganisme
perusak atau pembusuk. Hal ini harus diwaspadai, karena daging yang
tercemar mikroorganisme bisa menyebabkan infeksi makanan.
Daging yang diglonggong terasa lembek dan berair Ciri lain daging
yang baik adalah memiliki tekstur yang tidak lembek, atau jika dipegang
tidak lengket di tangan. Perhatikan juga soal kekenyalan dan kekesatan
daging. Hal ini dapat dites dengan menekankan jari telunjuk kita. Daging
yang sehat mestinya kesat, tidak berair. Daging yang berair dan ketika
ditekan tidak lentur berasal dari hewan sakit atau daging yang rusak.
Pastikan Anda membeli daging yang memiliki serat halus, dengan lemak
daging berwarna kekuningan. Perhatikan pula apakah ada cap atau stempel
dari Dinas Peternakan pada daging yang mau dibeli.
Cap menandakan bahwa daging sudah diperiksa oleh petugas berwenang.
Jika tidak langsung diolah setelah beli, daging hendaknya segera
disimpan dalam lemari es atau lemari pembeku (freezer). Hal ini untuk
menghambat kerusakan atau pembusukan mikroorganisme, membatasi
reaksi-reaksi enzimatis, kimiawi, dan memperpanjang masa simpan.
Umumnya, daging segar disimpan pada temperatur refrigerasi.
Temperatur di bawah 5 derajat Celcius dapat menghabat pertumbuhan
mikroorganisme perusak/pembusuk dan mencegah hamper semua mikroorganisme
patogen. Temperatur ini dianggap temperatur kritis selama penyimpanan
dan penanganan daging. sm/hl/as
Tidak hanya ayam dan sapi yang di glonggong ikanpun juga :'( *Baru tahu
BalasHapusLihat: https://www.facebook.com/video.php?v=1548527855382194
(Nb.Buka dulu facebooknya)